Batu Akik Yang Sedang Trend di Jakarta 2015 - Fenomena batu akik akhir-akhir ini sedang menjadi bahan perbincangan yang populer di kalangan kaum Adam di Ibu Kota. Bahkan, batu akik yang identik dengan para pria paruh baya ini, rupanya juga mampu menarik minat para anak muda yang terpesona kilapnya.
Batu alam atau yang lebih dikenal dengan sebutan batu akik ini merupakan salah satu potensi alam yang dimiliki Nusantara. Tidak jarang, pemberian nama batu akik diambil dari nama daerah di mana batu tersebut berasal.
1. Batu Pandan
Sesekali bicara tentang fenomena yang lagi booming, yaitu fenomena batu akik dan permata. Di mana-mana, bisa dilihat selalu ada aktifitas yang berhubungan dengan batu, mulai dari sebatas diskusi sampe menggosoknya.
Indonesia dikenal kaya akan sumber daya alamnya, salah satunya batu mineral atau batu akik yang banyak ditemukan di berbagai daerah di Indonesia dan merupakan potensi alam nusantara yang luar biasa. Selain di beberapa daerah seperti Maluku, Sumatera Kalimantan dan daerah lainnya, ternyata Jakarta juga memiliki permata khas yang disebut batu "Akik Pandan" yang konon sudah dikenal sejak ratusan tahun yang lalu. Oleh karena itu, muncul celotehan di masyarakat Betawi: "Bukan Betawi kalo gak pake Pandan!!!"
Jenis batu akik pandan bermacam-macam sesuai corak dan warnanya, seperti batu pandan sutra, pandan nanas, pandan suji, pandan kapas, dan pandan lumut. Selain jenis batu pandan, Betawi juga memiliki banyak jenis batu akik seperti jenis ati ayam dengan ciri khas warna merah tua, badar asem dan batu akik wulung yang tersohor sebagai ajimat para jawara Betawi. Kualitas jenis akik ini cukup baik jika di ukur dari tingkat kekerasannya yang mencapai 7 skala mohs atau sama dengan batu Bacan yang selama ini sangat tersohor sebagai batu yang dianggap bernyawa.
Adapun khasiat batu Akik Pandan dipercaya sebagian masyarakat diantaranya untuk daya tarik, pengasihan atau pemikat, untuk keharmonisan dalam hubungan rumah tangga dan pertemanan. Selain itu, batu pandan dipercaya sebagai media untuk pengobatan secara fisik diantaranya untuk membantu meringankan beberapa penyakit seperti penyakit yang berkenaan dengan pencernaan, ginjal, paru-paru, asma, panyakit tulang dan lain-lain. (Macaciiih...???)
Terlepas dari kepercayaan sebagian orang akan khasiat batu akik, jenis batu pandan dengan beraneka jenis dan warna memang cocok untuk dijadikan sebagai perhiasan seperti mata cincin, kalung, liontin atau jenis perhiasan lain.
Oleh karena itu, mulailah beralih ke Akik Pandan, sebagai bentuk kecintaan terhadap warisan budaya Betawi. "Hare gene gak pake Akik Pandan, kacian deh lo...!!!"
Indonesia dikenal kaya akan sumber daya alamnya, salah satunya batu mineral atau batu akik yang banyak ditemukan di berbagai daerah di Indonesia dan merupakan potensi alam nusantara yang luar biasa. Selain di beberapa daerah seperti Maluku, Sumatera Kalimantan dan daerah lainnya, ternyata Jakarta juga memiliki permata khas yang disebut batu "Akik Pandan" yang konon sudah dikenal sejak ratusan tahun yang lalu. Oleh karena itu, muncul celotehan di masyarakat Betawi: "Bukan Betawi kalo gak pake Pandan!!!"
Jenis batu akik pandan bermacam-macam sesuai corak dan warnanya, seperti batu pandan sutra, pandan nanas, pandan suji, pandan kapas, dan pandan lumut. Selain jenis batu pandan, Betawi juga memiliki banyak jenis batu akik seperti jenis ati ayam dengan ciri khas warna merah tua, badar asem dan batu akik wulung yang tersohor sebagai ajimat para jawara Betawi. Kualitas jenis akik ini cukup baik jika di ukur dari tingkat kekerasannya yang mencapai 7 skala mohs atau sama dengan batu Bacan yang selama ini sangat tersohor sebagai batu yang dianggap bernyawa.
Adapun khasiat batu Akik Pandan dipercaya sebagian masyarakat diantaranya untuk daya tarik, pengasihan atau pemikat, untuk keharmonisan dalam hubungan rumah tangga dan pertemanan. Selain itu, batu pandan dipercaya sebagai media untuk pengobatan secara fisik diantaranya untuk membantu meringankan beberapa penyakit seperti penyakit yang berkenaan dengan pencernaan, ginjal, paru-paru, asma, panyakit tulang dan lain-lain. (Macaciiih...???)
Terlepas dari kepercayaan sebagian orang akan khasiat batu akik, jenis batu pandan dengan beraneka jenis dan warna memang cocok untuk dijadikan sebagai perhiasan seperti mata cincin, kalung, liontin atau jenis perhiasan lain.
Oleh karena itu, mulailah beralih ke Akik Pandan, sebagai bentuk kecintaan terhadap warisan budaya Betawi. "Hare gene gak pake Akik Pandan, kacian deh lo...!!!"
2. Wulung
Ya, seperti halnya daerah lain, Jakarta juga memiliki sebuah batu akik yang keberadaannya telah ada sejak ratusan tahun lalu dan menjadi ciri khas batu akik asal tanah Betawi. Batu akik tersebut dikenal dengan sebutan batu wulung.
Konon, menurut legendanya, batu yang pertama kali ditemukan di daerah aliran Kali Cibeet, Bekasi, ini ditenggarai juga memiliki kekuatan ghaib yang dapat berfungsi sebagai pelindung diri atau memiliki khasiat kekebalan tubuh.
Ciri fisik batu wulung yang paling menonjol adalah, warnanya yang hitam namun tidak berkilau. Bentuknya, cenderung bulat dan keras seperti layaknya batu kali biasa. Begitupula jika dilihat secara sepintas, batu wulung tidak memancarkan keindahan bila dibandingkan dengan batu mulia atau batu pancawarna.
Namun di sisi lain, banyak kalangan yang meyakini batu wulung memiliki kelebihan dalam hal kekuatan mistis. Dalam penggunaannya, batu wulung selalu dibentuk atau diikatkan pada sebuah cincin dengan menempatkan batu wulung sebagai matanya.
Menurut kebiasaan, cincin bermatakan batu wulung dikenakan pada jari manis. Tapi tak jarang batu wulung juga dibungkus dalam sebuah kain yang kemudian diikatkan dan dijadikan satu dengan pakaian ataupun pada sabuk yang berfungsi sebagai jimat.
Selain sebagai benda bertuah dan memiliki kekuatan kebal terhadap senjata, batu wulung juga memiliki kekuatan komplek seperti memikat hati wanita, menangkis atau menolak santet, menambah kewibawaan pemilik, membuat pimpinan supaya lebih sayang bawahan atau sebaliknya, memudahkan segala urusan, dan bisa juga sebagai anti cukur.
3. Batu Bacan
Bacan Doko |
Rough Bacan Palamea |
Rough Bacan Doko |
Bacan Palamea |
Batu bacan merupakan 'batu hidup' karena kemampuannya berproses menjadi lebih indah secara alami ataupun cukup dengan mengenakannya setiap hari dalam bentuk cincin, kalung, ataupun kepala sabuk. Batu bacan dengan inklusi atau serat batu yang banyak secara perlahan akan berubah menjadi lebih bersih (bening) dan mengkristal dalam waktu bertahun-tahun.
Sebagai contoh, batu bacan warna hitam secara bertahap mampu berubah menjadi hijau. Tidak cukup berproses sampai di situ, berikutnya batu ini masih bisa berubah lagi dalam proses 'pembersihan' sehingga menjadi hijau bening seperti air. Untuk mempercepat proses tersebut biasanya pemilik batu bacan akan terus-menerus memakainya hingga berubah warnanya.
Tidak hanya mampu 'hidup' berubah warna secara alami, batu bacan juga untuk beberapa jenis dapat menyerap senyawa lain dari bahan yang melekatinya. Seperti sebutir batu bacan hijau doko yang dilekatkan dengan tali pengikat berbahan emas mampu menyerap bahan emas tersebut sehingga bagian dalam batunya muncul bintik-bintik emas.
Kemampuan batu bacan yang berubah warna secara alami dan mencerap bahan melekatinya itulah yang membuat pecinta batu mulia di luar negeri dari China, Arab, dan Eropa tercengang dan kagum terhadapnya. Selain itu, batu bacan juga memiliki tingkat kekerasan batu 7,5 skala Mohs seperti batu jamrud dan melebihi batu giok. Dengan keistimewaan dan keunggulan batu bacan itulah banyak pecinta batu mulia dari luar negeri memburunya sejak tahun 1994. Di Indonesia sendiri batu ini baru popular belakangan sejak 2005 dimana sekarang harganya sangat mahal serta kurang logis bagi orang awam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar